Senin, 22 Juli 2013

Ketika Motorku Mendadak Mati

Beberapa tahun lalu terjadi sebuah kecelakaan tragis yang melenyapkan nyawa seorang perempuan muda bernama Ningsih, di sebuah jembatan di kawasan Gurah-Kediri. Sepeda motor yang sedang dikendarai perempuan itu, terjungkal masuk sungai karena tersenggol sebuah truk minyak tanah.

Kecelakaan itu semakin menggiriskan hati yang melihat, manakala ada bagian tubuh yang hilang dari mayat tersebut. Sebuah bola mata! Sudah dicari-cari, tetapi tidak ditemukan. Mitos pun berlanjut bahwa bola mata itu adalah tumbal dari penunggu jembatan tersebut.

Dari kisah itu, kemudian memunculkan kepercayaan bahwa arwah Ningsih telah menjelma menjadi arwah gentayangan. Tak sekali dua kali muncul menemui orang-orang yang lewat di sekitar jembatan atau warga setempat yang kebetulan berjaga sampai malam. Termasuk aku!

Peristiwa itu terjadi, manakala aku sedang bersepeda motor menuju rumah teman yang letaknya sekitar 2 km dari rumah. Kisah lengkapnya berawal ketika ada telepon dari teman bahwa barang pesananku berupa kompor gas telah didapat dari sebuah toko.Aku pesan kepadanya karena temanku itu berbelanja ke kota Kediri. Daripada kelaur uang lebih dan membuat lelah, aku titip saja kepadanya.

Malam itu sekitar jam 9, aku berangkat naik sepeda motor. Tak ada perasaan atau firasat apa pun yang ada dalam benakku. Kecuali sedikit ingatan tentang kisah tragis beberapa tahun lalu di jembatan tersebut. Sedikit ada rasa gentar dan takut menyerang hati, tapi aku mencoba untuk mengabaikannya.

Tak pelak, aku pun memacu sedikit kencang ketika motorku sudah mencapai kawasan jembatan. Tetapi apa daya, sebuah keanehan terjadi. Mesin motorku mendadak mati dan terhenti seketika, sekitar 5 meter dari bibir jembatan. Aku pun hanya diam terpana karena sadar akan apa yang sedang terjadi. Benar saja. Dalam kegugupan, aku melihat bayangan perempuan muncul dari balik keremangan malam.

Bayangan seorang perempuan berambut panjang dengan gaun putih bersih berkibar tertiup angin. Aku hanya terpaku melihat wajahnya yang nampak pucat. Bibirnya terbuka seakan berkata-kata, tapi sama sekali tak mengeluarkan suara.

Aku pun semakin terpaku, ketika kulihat matanya tinggal sebelah. Matanya yang sebelah kiri hanya berlubang hitam tanpa bola mata. Sadarlah aku dengan apa yang tengah menimpaku. Sedikit keberanian dan kemampuan membaca ayat-ayat Al Qur'an aku paksakan hingga berhasil mengusir bayangan arwah itu.

"Kamu sih, sudah tahu ada hantunya masih juga sembrono. Makanya sebelum lewat jembatan itu, berdoa dulu agar hantunya tidak muncul," Sugiyanto, temanku itu mengolokku. (Dikutip dari Koran Memo rubrik Misteri dan dikisahkan oleh Guntur Suharto di Gurah, Kediri, Jawa Timur/Gambar hanya sebagai ilustrasi dan bukan yang sebenarnya)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumlah Tayangan Laman

Noble